Asbak Orang Pinggiran dari Kepulauan Seribu


Pulau Panggang merupakan sebuah pulau di Kepulauan Seribu. Pulau ini bernaung di bawah Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Penduduknya sangat padat, 5.486 jiwa, sehingga pulau ini tidak memiliki tanah pemakaman sendiri dan jalan lingkar (ring road). Kalau ada penduduk yang meninggal dunia, dia akan dikuburkan di pulau tetangganya, Pulau Karya. Kalau terjadi kebakaran, petugas pemadam kebakaran akan mengalami kesulitan memadamkannya.

Terdapat dua cara mencapai Pulau Panggang dari Jakarta. Pertama, dari Marina, Ancol, menggunakan speed boat, atau kapal kerapu, kata orang Pulau Panggang. Lama perjalanan hanya sekitar satu jam. Kedua, dari Muara Angke, menggunakan kapal kayu atau kapal klotok. Namun, sebagian besar penduduk Pulau Panggang lebih suka menggunakan kapal klotok untuk mencapai Muara Angke dan kembali lagi ke Pulau Panggang.

Mata pencarian utama penduduk Pulau Panggang adalah nelayan. Hampir semua penduduk dewasa Pulau Panggang menjadi nelayan. Dalam menjalani profesinya, para nelayan ini tidak hanya menangkap ikan di sekitar kepulauan seribu. Kadang-kadang mereka juga menangkap ikan sampai ke wilayah Pulau Bangka-Belitung dan Kalimantan. Tidak heran bila mereka memperoleh berbagai jenis ikan. 


Satu jenis binatang laut yang berhasil menjadi tangkapan nelayan Pulau Panggang adalah tedung-tedung, sejenis moluska. Binatang ini memiliki cangkang yang besar dan kuat. Cangkang ini konon bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti sistem lapisan pelindung, badan mobil, sayap pesawat yang lebih kuat, dan sebagainya. Namun, di Pulau Panggang, cangkang ini sering kali digunakan sebagai asbak. Di samping bentuknya yang indah, ia juga bisa menampung banyak abu rokok.

0 komentar:

Copyright © 2013 Museum Orang Pinggiran and Blogger Templates.