Bang Tatok : Selalu Bersemangat


Ketika saya akan turun dari kapal kayunya, Mandala,
di dermaga Muara Angke, pagi ini, dia berkata,
“Hati-hati melewati rob yang sedang melanda”
Saya berpaling ke arahnya
“Terima kasih,” kata saya

Setiap tiga hari sekali dia menakhodai Mandala
Melayari Pulau Panggang dan Pulau Pramuka menuju Muara Angke dan sebaliknya
Dia sangat hapal dengan kondisi di perjalanan segara
Dia juga sudah terbiasa dengan kondisi di dermaga
Namun, dia selalu waspada terhadap segala marabahaya

 KM Mandala : Kapal yang menemani perjalanan saya dari dan menuju Pulau Panggang, Kepulauan Seribu

Apakah kewaspadaan itu lahir karena nalurinya sebagai kapten kapal?
Atau karena ditempa menjadi nelayan sejak kecil?
Atau karena dia pernah berhadapan dengan perompak di perairan Bangka-Belitung?

Sebagai kapten kapal, dia memang harus hapal jalan yang dilalui kapalnya
Dia memang harus bisa membedakan warna air yang dilewati kapalnya
Dia memang harus bertanggung jawab terhadap keamanan seluruh penumpang kapalnya
Ketika menjadi nelayan, dia memang harus belajar kehidupan di laut
Dia memang harus menyesuaikan diri dengan tata kehidupan di laut
Dia memang harus menghargai eko sistem laut
Ketika berhadapan dengan para perompak, dia memang harus bisa membaca situasi
Dia memang harus mampu menekan emosi
Dia memang harus bisa menghitung kerugian dalam konteks efisiensi

Lalu, apa hasilnya?
Tegap jalannya
Lantang suaranya
Menusuk tatapan matanya
Terbuka orangnya
Tinggi empatinya
Tidak malas bekerja
Siap membantu siapa saja


Siapa dia?
Orang memanggilnya Bang Tatok
Dari Pulau Panggang asalnya
SMA Pendidikan tertingginya
Lancar bercerita tentang asalnya

Karena sadar betapa beratnya menjadi nelayan
Bang Tato tidak ingin anaknya menjadi nelayan

Setelah melihat lulusan perguruan tinggi bisa mencapai taraf hidup yang tinggi
Bang Tatok ingin kedua anaknya kuliah di perguruan tinggi

Agar bisa memenuhi biaya kuliah sangat tinggi
Bang Tatok tidak keberatan bekerja dengan semangat tinggi

Bang Tatok di dalam "KM Mandala" nya 

Bang Tatok memang tipologi orang pinggiran: pekerja keras dan tidak mengeluh
Dia bisa ditemui dan siap jadi penyuluh
Dia juga mudah diajak untuk sekadar menikmati wedang uwuh


Muara Angke, 18 Oktober 2013
Ana Nadhya Abrar

0 komentar:

Copyright © 2013 Museum Orang Pinggiran - Template by SoraTemplates and Blogger Templates.