Tentang Museum Orang Pinggiran
Museum adalah
tempat menyimpan barang kuno.
Museum juga
merupakan tempat memamerkan
benda-benda yang
pernah digunakan pada masa lalu.
Museum, bahkan,
bisa menggambarkan
peristiwa-peristiwa
bersejarah.
Orang pinggiran adalah hasil perbuatan manusia.
Ibarat urang
menampi beras,
orang pinggiran
adalah kulit beras yang berkumpul di tepi.
Mereka
terpinggirkan karena ringan.
Iwan Fals, dalam
lagu “Orang Pinggiran”, bernyanyi sebagai berikut:
Orang
pinggiran
Di dalam lingkaran
Berputar-putar
Kembali ke pinggiran
Di dalam lingkaran
Berputar-putar
Kembali ke pinggiran
Maka, orang
pinggiran adalah orang yang ringan.
Ringan bukan
dilihat dari segi berat badan,
namun dari segi
kemampuan, pengetahuan, kesejahteraan, dan sebagainya.
Dalam bahasa sosiologis, orang pinggiran merupakan orang yang teralienasi.
Dalam bahasa sosiologis, orang pinggiran merupakan orang yang teralienasi.
Mereka terkucil
karena asal mereka tidak terhormat.
Mereka tidak
mendapat perhatian yang memadai.
Mereka juga tidak
mengalami “pengkarbitan”.
Mereka dianggap
tidak punya bakat untuk “ke tengah”.
Lalu, mereka
dibiarkan saja sendiri, sesuka hati mereka.
Padahal mereka
bukan pemalas.
Dengarlah bait
lagu "Orang Pinggiran" berikut:
Orang pinggiran
Bukan pemalas
Orang pinggiran
Pekerja keras
Orang pinggiran
Tidak mengeluh
Orang pinggiran
Terus melenguh
Museum Orang Pinggiran ini ingin manampung karya orang pinggiran,
barang-barang
yang pernah dipakai orang pinggiran,
dan
kisah tentang orang pinggiran.
Museum Orang Pinggiran ini ingin mengapresiasi orang
pinggiran.
Bagaimanapun
orang pinggiran merupakan makhluk Tuhan dan
mempunyai
rasa kemanusiaan.
(Ana Nadhya Abrar)
(Ana Nadhya Abrar)