Tentang Museum Orang Pinggiran


Museum adalah tempat menyimpan barang kuno.
Museum juga merupakan tempat memamerkan
benda-benda yang pernah digunakan pada masa lalu.
Museum, bahkan, bisa menggambarkan
peristiwa-peristiwa bersejarah.

Orang pinggiran adalah hasil perbuatan manusia.
Ibarat urang menampi beras,
orang pinggiran adalah kulit beras yang berkumpul di tepi.
Mereka terpinggirkan karena ringan.
Iwan Fals, dalam lagu “Orang Pinggiran”, bernyanyi sebagai berikut:

Orang pinggiran
Di dalam lingkaran
Berputar-putar
Kembali ke pinggiran
 
Maka, orang pinggiran adalah orang yang ringan.
Ringan bukan dilihat dari segi berat badan,
namun dari segi kemampuan, pengetahuan, kesejahteraan, dan sebagainya.
Dalam bahasa sosiologis, orang pinggiran merupakan orang yang teralienasi.
Mereka terkucil karena asal mereka tidak terhormat.
Mereka tidak mendapat perhatian yang memadai.
Mereka juga tidak mengalami “pengkarbitan”.
Mereka dianggap tidak punya bakat untuk “ke tengah”.
Lalu, mereka dibiarkan saja sendiri, sesuka hati mereka.
Padahal mereka bukan pemalas.

Dengarlah bait lagu "Orang Pinggiran" berikut:


Orang pinggiran
Bukan pemalas

Orang pinggiran
Pekerja keras

Orang pinggiran
Tidak mengeluh

Orang pinggiran
Terus melenguh


Museum Orang Pinggiran ini ingin manampung karya orang pinggiran,
barang-barang yang pernah dipakai orang pinggiran,
dan kisah tentang orang pinggiran.

Museum Orang Pinggiran ini ingin mengapresiasi orang pinggiran.
Bagaimanapun orang pinggiran merupakan makhluk Tuhan dan
mempunyai rasa kemanusiaan.

(Ana Nadhya Abrar)


Copyright © 2013 Museum Orang Pinggiran and Blogger Templates.