Makna Museum Orang Pinggiran
Dengan
melihat karya dan menyaksikan benda-benda orang pinggiran, bukan mustahil kita
akan mengenal orang pinggiran. Boleh jadi pengenalan ini akan mendekatkan kita
dengan orang pinggiran. Kalau sudah begini, maka Museum
Orang Pinggiran sudah
bermakna buat pengunjungnya.
Dengan
menyimak ide dan mengikuti perjalanan orang pinggiran, bukan mustahil kita bisa
mengenang orang pinggiran. Bisa saja kenangan itu akan membuat kita merasa
prihatin terhadap nasib orang pinggiran. Kalau memang demikian, maka Museum Orang Pinggiran juga
sudah bermakna buat pengunjungnya.
Apapun
makna yang diperoleh pengunjung dari Museum Orang
Pinggiran tentu
saja sah. Apapun makna yang didapat pengunjung dari Museum Orang Pinggiran tentu
saja terpulang kepada pengunjungnya. Yang jelas Museum
Orang Pinggiran memberikan
kebebasan kepada para pengunjungnya untuk memaknai semua koleksinya. Museum Orang Pinggiran tidak
pernah memaksa pengunjungnya untuk memiliki makna tertentu.
Lebih
dari itu, Museum
Orang Pinggiran tidak
ingin menciptakan citra tentang orang pinggiran, apalagi citra tentang
kuratornya, Ana Nadhya Abrar. Sebab, Museum
Orang Pinggiran memandang
citra sebagai upaya untuk memanipulasi realitas untuk kepentingan tertentu. Museum Orang Pinggiran berpendapat
bahwa citra bukan cerminan realitas, melainkan cermin kepentingan.
Kendati
begitu, Museum
Orang Pinggiran ingin
agar masyarakat tidak merendahkan orang pinggiran. Museum Orang Pinggiran ingin
agar masyarakat menatap dan memperlakukan orang pinggiran sebagai manusia
biasa. Museum
Orang Pinggiran ingin
agar masyarakat tidak mengalienasikan orang pinggiran dari hidup bersama dalam
masyarakat. Museum
Orang Pinggiran ingin
agar masyarakat menghargai dan mendukung perjuangan orang pinggiran memperoleh
kehidupan yang wajar. Tegasnya, Museum
Orang Pinggiran ingin
agar masyarakat memberi orang pinggiran ruang yang sama dengan yang diberikan
kepada orang lain dalam menegembangkan potensi dan memajukan diri mereka.
Kalau
semua keinginan Museum
Orang Pinggiran di atas
terwujud, tentu saja Kurator Museum
Orang Pinggiran akan
senang. Dia merasa usahanya berhasil. Kalau tidak, dia tidak akan kecewa. Dia
akan tetap memelihara Museum
Orang Pinggiran. Dia akan tetap berterima kasih kepada mereka yang telah
menyimpan koleksinya di Museum
Orang Pinggiran. (Ana Nadhya Abrar)