"Lukisan" Dari Kayu Khombouw Untuk Orang Pinggiran

met siang bang abrar,sy eta mhsiswi s2 kom ugm sy meletakkan lukisan kayu dr papua u abang sbg tanda terima kasih atas bimb tesis yg abang berikan.semoga berkenan.

Demikian sms Margareth Dyah, mantan mahasiswa bimbingan saya, yang saya terima pada 30 April 2014. Tentu saja saya berkenan. Saya pun segera masuk ruangan untuk melihat lukisan tersebut. Saya sudah tidak sabar ingin segera menikmatinya.


Ketika melihat lukisan itu terletak di meja saya, saya terpukau. Ternyata lukisannya bagus. Karya penduduk pulau Asei, di Danau Sentani, Jayapura, Papua. Saya merasa senang. Saya pun segera membalas sms Eta untuk mengucapkan terima kasih padanya.

Saya mengerti bahwa untuk bisa menghasilkan lukisan tersebut, pelukisnya harus bekerja keras. Sebab, lukisan itu menggunakan kulit kayu khombouw. Agar bisa dilukis, kulit kayu itu diratakan terlebih dulu. Setelah itu dihilangkan getahnya. Lalu dicuci dan dijemur. Hasilnya? Luar biasa, kulit kayu menjadi sangat tipis ibarat kertas.

Saya juga mengerti bahwa sebelum dijadikan kanvas, kulit kayu itu diberi pewarna alami dari alam. Kalau sudah kering, barulah dilukis dengan berbagai motif tradisi masyarakat Pulau Asei. Ada motif yang abstrak. Ada pula motif yang melambangkan maskulinitas. Ada, bahkan, motif yang melambangkan masyarakat kecil, seperti burung, ikan dan cicak. Lukisan dengan motif yang terakhir inilah yang dihadiahkan Eta kepada saya.

Apakah pelukis lukisan ikan dan cicak di atas menyebut dirinya pelukis? Tidak. Mereka menyebut dirinya sebagai perajin kerajinan khombouw. Mereka tidak pernah belajar melukis. Mereka hanya memperhatikan cara membuat kerajinan khombouw yang dilakukan orang tuanya. Lalu mereka meniru. Proses imitasi ini sudah berlangsung sejak mereka kecil. Tidak heran bila seorang perajin kerajinan khombouw dewasa sudah lama menggeluti pekerjaannya.
Menyadari proses kerja kerajinan khombouw yang begitu lama, perajinannya yang memiliki bakat alami dan hanya terjadi di Pulau Asei di Danau Sentani, Jayapura, saya menjadikan lukisan ini sebagai koleksi Museum Orang Pinggiran.



2 komentar:

Copyright © 2013 Museum Orang Pinggiran and Blogger Templates.