Paijo: Terapis Lintah Nan Bersahaja
Ada
kritik terhadap terapi lintah:
Pertama,
darah homogen di dalam tubuh manusia
Kedua,
yang berbeda adalah darah arteri atau darah vena
Ketiga,
tidak ada tempat tertentu yang menyimpan darah kotor
Keempat,
ketika lintah menghisap darah, lintah memperoleh darah bersih,
sementara
ampasnya tertinggal di dalam tubuh manusia
Emil
Salim sekeluarga pernah menjadi pasiennya
Seorang
anak dokter ahli saraf pernah pula menjadi pasiennya
Tarmizi
Saat, terpilih menjadi bupati Bangka karena menggunakan jasanya
melakukan
terapi lintah terhadap banyak pemilih
Usai
melakukan terapi lintah, Paijo tidak pernah mematok bayaran
Dia
menyerahkan sepenuhnya kepada pasiennya untuk membayar berapa
Dia
tidak ingin mencari kaya dengan melakukan terapi lintah
Untuk
hidup sehari-hari, istrinya berjualan mi ayam di Pasar Kranggan,
Yogyakarta
Dia
sudah puas bila bisa menolong orang
Padahal
di tempat lain biaya terapi lintah Rp 25.000 per ekor lintah
Bahkan
ada terapis yang mematok harga Rp 10-15 juta per sesi
yang
terdiri atas 8 kali terapi
Setiap
bertemu dengan pasien, Paijo tidak tampil demonstratif sebagai
seorang terapis
Dia
bicara seperlunya
Ketika
melakukan terapi, dia malah sering bicara dengan lintahnya
Sewaktu
orang bertanya dari mana dia memperoleh kebisaan bicara dengan
lintah,
Dia
menjawab pendek, “Saya belajar doa Nabi Sulaiman”.
Paijo
tidak jarang harus meninggalkan pasiennya yang sedang mengalami
terapi lintah
Demi
membantu pasien lainnya
Dalam
keadaan begini, dia akan berkata pada pasien yang akan
ditinggalkannya:
“Biarkan
saja semuanya berjalan alami.
Jangan
paksa lintah berhenti menghisap darah.
Kalau
lintahnya sudah lepas, masukkan ke dalam botol berisi air.
Nanti
saya ambilnya”.
Paijo
akan selalu melakukan terapi lintah
Dia
akan tetap menolong siapa saja yang membutuhkan jasanya,
sekalipun
dia lebih senang melakukan terapi orang yang sakit jantung
Sebab
dia bukan orang yang terlalu sibuk dengan dirinya sendiri
Dia
ingin bermanfaat buat banyak orang selagi dia masih hidup
Besi,
16 Maret 2014
0 komentar: