Anton: Sahabat Anak Minder


Tersentak aku tatkala berjumpa dengannya
Terlontar irama panggilan jiwanya
Ingin menjadi sahabat anak minder
Dia merasa puas bisa mengentaskan anak minder
Sehingga bisa setara dengan anak-anak lainnya
Serta bisa lulus SD dengan nilai selayaknya dan masuk SMP dengan bangga

Dia mengumpulkan anak minder di seantero Yogya
Biasanya yang memiliki prestasi lima terakhir
Dia memberikan hipnoterapi, motivasi dan critical thinking
Dia besarkan hati mereka
Dia ajak bermain sampai jatah waktu berakhir
Dia biarkan yang lelah berbaring

Hatiku terharu
Perasaanku melayang jauh
Tanpa terasa air mataku runtuh
Betapa mulianya hatinya, memuaskan kalbu

Namun, dia tidak mau disebut guru
Sebut saja saya sabahat anak minder”, katanya lugu
Sembari berharap Allah memberinya tambahan ilmu

Agaknya inilah contoh orang yang mewakafkan dirinya buat orang lain
Inilah contoh orang yang bermanfaat untuk orang lain
Memang dia mengutip bayaran untuk seorang anak Rp 100.000 per bulan
Namun, anak yang kurang mampu gratis membayar iyuran

Diterangi cahaya hatinya yang tulus
Dia mengajari anak “terbelakang” membaca dan berhitung
Kerap dia harus berusaha ekstra keras untuk membuat murid-muridnya paham
Namun, dia tidak merasa sudah bertungkus-lumus
Segala risiko sudah dia hitung
Yang penting buatnya anak-anak bisa tertawa dan paham

Dia tidak banyak bicara tentang dirinya
Padahal dia sudah menjalani profesi itu sejak 2007
Dia sudah mengentaskan puluhan anak minder lulus SD dan masuk SMP
Dia sudah mengawal puluhan anak minder berjuang merebut kesetaraan
Prestasinya tak kalah dengan prestasi para “pahlawan tanpa tanda jasa”
Boleh jadi di atas malah
Bukankah peringkat anak didiknya di bawah peringkat murid SD normal?

Panggil saja saya Anton”, katanya
Aduh, betapa rendah hatinya
Tanpa terasa aku berdoa, semoga Allah meridhainya
Aku bersyukur telah mengenalnya


Pisangan, 22 Februari 2014

0 komentar:

Copyright © 2013 Museum Orang Pinggiran and Blogger Templates.