Subagyo: Tak Peduli Hari Menuai
Setahun
sudah Subagyo menjadi penjual susu segar keliling
Namun,
tiada terungkap dari mulutnya betapa susahnya pekerjaannya
Padahal
dia harus berjualan setiap hari, dari Yogya sampai Magelang
Tiada
keluhan tentang kecilnya penghasilannya setiap hari
Padahal
dia hanya dapat uang Rp 250 per bungkus susu yang terjual
Tiada
terbayang olehnya seperti apa hidupnya di kemudian hari
Dia
ikhlas saja menjalani pekerjaannya dengan penghasilan Rp 250 ribu per
bulan
Sedih
Subagyo memikirkan ibunya yang hidup sendirian di Kopeng, Kabupaten
Magelang
Sesak
dadanya menyadari ibunya masih berhutang Rp 400 ribu pada tetangga
Timbul
keinginannya untuk menyicil hutang ibunya dengan penghasilannya
Tiada
mungkin dia berharap dari saudaranya
Di
dunia ini dia hanya hidup berdua dengan ibunya, seorang buruh tani
Mula
keprihatinannya kepada ibunya yang papa
Sehabis
dia lulus SMP
Ibunya
menangis menyampaikan kabar: tidak punya biaya untuk meneruskan
sekolah
Subagyo
juga menangis mendengarnya
Dia
terharu, ibunya berkata apa adanya
Dia
pun menekan hasratnya dalam-dalam
Diam-diam
dia membujuk dirinya untuk tidak meneruskan sekolahnya
Cukuplah
dia sekolah sampai SMP saja
Subagyo
menjunjung tinggi kehormatan ibunya
Dia
tidak ingin ibunya jadi bahan omongan tetangganya
Dia
rela mengorbankan dirinya demi kebaikan ibunya
Dia
tidak ingin menyusahkan ibunya
Dia
tidak sedih tinggal di rumah sewaan yang sangat sederhana di Yogya
Dia,
bahkan, tidak keberatan pulang ke Kopeng setiap dua minggu menjenguk
ibunya
Mengendarai
motor bekas yang dibelinya pasca bekerja di proyek pembangunan di
Salatiga
Mungkin
saja Subagyo pernah melayangkan angan setinggi langit
Namun,
dia tak kuasa menggapainya
Bersama
ibunya, dia menjalani hidup sebisanya
Berharap
bahagia dengan senyum harum
Kalau
ada pemuda seusia Subagyo yang hidup bergelimang harta
Subagyo
tidak merasa iri
Dia
tidak goyah menjalani kehidupannya
Dia
tetap saja bersyukur kepada Tuhan seraya bersujud hati sanubari
Kini
usia Subagyo sudah 17 tahun
Dia
sudah punya penghasilan sendiri
Namun,
dia belum mau pacaran
Dia
masih ingin membahagiakan ibunya
Dia
bilang begini, “Kalau tidak sekarang, kapan lagi saya membahagiakan
Mamak”
Murten,
6 Februari 2014
Silverstone Wedding Band - TITanium Arts
BalasHapuswedding bands as a way of displaying the titanium knee replacement vows of babyliss pro nano titanium straightener their spiritual leader or god, but as a aluminum vs titanium way of displaying the vows titanium cup of ford titanium their spiritual leader or god, but as a way