Mbok Suratinah: Senantiasa Setia Melayani Pelanggan

Tidak lelah melayani pelanggan
Tidak mengeluh bekerja setiap hari
Tidak mengapa menyiapkan tempe sampai tengah malam
Bekerja keras pun menjadi sebuah etos
Demikian wacana yang terkandung dalam diri Mbok Suratinah
Seorang janda berusia 56 tahun, pedagang pinggiran asal Rejodani

Mulanya Mbok Suratinah membeli 22 kg kacang kedele
Dia lantas mencari dan membeli daun pisang serta ragi
Kemudian dia mencuci kacang kedele
Setelah itu dia membungkus kacang kedele bercampur ragi
Proses pembuatan tempe berlanjut
Mbok Suratinah mendiamkannya semalam

Ketika pagi tiba, Mbok Suratinah membawa tempe ke pasar Rejodani dengan sepeda
Dia juga menyetornya ke pelanggannya, hingga ke Turi, juga dengan sepeda
Tiba saat menghitung pendapatannya
Jumlahnya tidak seberapa: Rp 40.000
Begitu siklus kegiatannya setiap hari
Hidupnya seolah-olah tidak bercorak lagi
Namun, dia happy
Kewajibannya melayani pelanggan sudah selesai

Mbok Suratinah bukan pemimpi
Dia hidup untuk berbuat dan beraksi
Dia sudah mengentaskan kedua anaknya hingga berumahtangga
Dia tidak mau tergantung pada belas kasihan kedua anaknya
Dia lebih suka menjadi produsen kecil tempe yang sepi
Merdeka, mandiri dan berarti

Mengerti Mbok Suratinah
Tidak selamanya dia sehat
Suatu saat dia akan lelah
Namun, dia percaya Tuhan akan menolongnya
Dia pun menunaikan hak Tuhan:
Bersedekah, jujur dan berusaha bermanfaat buat orang lain

Sadar Mbok Suratinah
Memproduksi tempe seperti itu tidak akan membuatnya kaya
Namun, dia terus melakukannya
Baginya, harta bukan segala-galanya
Melayani pelanggan jauh lebih mulia.

Rejodani, 15 Januari 2014



0 komentar:

Copyright © 2013 Museum Orang Pinggiran and Blogger Templates.