Obituari Orang Yang Terpinggirkan : Prof. Dr. Hadori Yunus
Kita
Harus Bersatu!
Obituari Mengenang 1000 Hari Wafatnya Prof.
Dr. Akt. Hadori Yunus
Penulis: Ana Nadhya Abrar
Penerbit: Keluarga Prof. Dr. Hadori
Yunus
Tahun Terbit: 2012
Saya sengaja menulis buku ini untuk
memperingati 1000 hari wafatnya Prof. Dr. Hadori Yunus, Akt (Pak Hadori). Saya
menulisnya berdasarkan pesanan Bu Hadori. Dalam menulis obituari ini, saya
tidak hanya mengisahkan perjalanan hidup Pak Hadori sejak lahir hingga wafat,
tetapi juga menuliskan testimoni orang-orang yang mengenal Pak Hadori dari
dekat. Itulah sebabnya isi buku ini terdiri atas dua bagian, yakni Perjalanan
Hidup Hadori Yunus dan Kenangan Atas Hadori Yunus.
Saat meninggal dunia, Pak Hadori masih
menjadi Ketua Umum Keluarga Besar Marhaenis (KBM). Dalam posisinya sebagai
ketua KBM, dia menjadikan KBM sebagai organisasi kemasyarakatan yang menosialisaiskan
pemikiran-pemikiran dan ajaran Bung Karno. Dengan begitu, tanpa sadar dia
meluruskan desoekarnoisasi yang dilakukan orde baru. Apakah KBM selama dipimpin
Pak Hadori berhasil mencapai tujuan itu?
Tentu tidak mudah menjawab pertanyaan ini.
Yang jelas, banyak orang mengetahui bahwa Pak Hadori adalah pengikut Bung
Karno. Banyak orang mengetahui bahwa Pak Hadori penerus pemikiran Bung Karno.
Bertolak dari pengetahuan ini, banyak pula orang yang tidak suka dengan Pak
Hadori.
Apakah perasaan tidak suka ini menjadi
salah satu alasan Pak Hadori tidak bisa memperoleh profesor di UGM? Juga tidak
mudah menjawab pertanyaan ini. Yang jelas Pak Hadori tidak memperoleh jabatan
profesor di UGM. Dia memperoleh jabatan profesor ketika mengajar di Universitas
Persada Indonesia (UPI) Yayasan Administrasi Indonesia (YAI), Jakarta. Dia
memperoleh jabatan profesor itu setelah “pensiun muda” dari UGM.
Mengapa Pak Hadori memutuskan “pensiun
muda” dari UGM yang sangat dicintainya? Agaknya dia merasa dipinggirkan oleh kolega
dan bekas murid-muridnya di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Kenyataan
ini disiratkan oleh beberapa nara sumber yang memberikan testimoni tentang Pak
Hadori.
Bertolak dari sinilah kemudian obituari Pak
Hadori menjadi salah satu koleksi Museum
Orang Pinggiran. (Abrar)
0 komentar: