Karya Orang Pinggiran dari Papua


Pada akhir prakata saya untuk biografi Wellington Lod Wenda (Pak Wenda), saya menulis: Bagi saya sendiri, penulisan biografi ini mendatangkan berkah yang luar biasa. Kini saya menjadi lebih mencintai wilayah Papua”. Pernyataan itu bukan basa-basi, melainkan  keluar dari lubuk hati saya yang paling dalam setelah beberapa kali berkunjung ke Papua dalam rangka menulis biografi Pak Wenda.

Sehari setelah mengikuti peluncuran Biografi Pak Wenda, persisnya tanggal 30 November 2011, saya berkesempatan mengunjungi Lembah Baliem. Saya sangat terkesan ketika mendarat di bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Lembahnya yang luas dikelilingi oleh bukit-bukit yang tinggi. Sepanjang mata memandang, yang terlihat hanya hamparan tanah yang luas dan kecoklatan. Alam yang melingkupi bandara menyodorkan keindahan yang mengagumkan.

Ketika sampai di Wamena kota, saya makin terkesima. Saya lihat kesan kampungnya masih terasa, kampung besar. Saya pun merasa benar-benar berada di pedalaman Indonesia. Oh! Hati saya jadi nyaman dan batin saya tentram. Sungguh beruntung saya bisa berada di sini.

Sekalipun bernuansa kampung, di Wamena terdapat beberapa art gallery. Semuanya menjual hasil karya seniman setempat. Memang tidak seindah karya seniman asal Bali. Memang tidak seprofesional seniman profesional. Namun, hasilnya cukup bisa mengekspresikan rasa seni mereka. Saya tertarik untuk menjadikan dua item sebagai koleksi Museum Orang Pinggiran. Pertama, lukisan sepasang orang Papua yang siap meninggalkan honainya untuk bekerja di ladang. Kedua, burung cenderawasih kering yang sudah diawetkan.



Saya tidak punya cerita tentang kedua karya seni itu. Saya juga tidak punya komentar tentang kedua karya seni itu. Yang jelas, kedua karya seni itu merupakan karya orang asli Wamena yang tidak pernah belajar tentang seni. Mereka merupakan seniman pinggiran. Mereka sudah berkarya menghasilkan karya seni.

Karya seni itu lahir memang karena diciptakan. Tak ada karya seni tanpa seniman. Karya seni itu merupakan perwujudan ekspresi nilai-nilai seni seniman penciptanya. Namun, semua penikmat karya seni itu berhak menilai sesuai dengan selera mereka masing-masing. (Abrar)

0 komentar:

Copyright © 2013 Museum Orang Pinggiran and Blogger Templates.