Buku-Buku Orang Pinggiran


Kendati orang-orang pinggiran memiliki berbagai keterbatasan, tetap saja mereka memiliki pengetahuan. Pengetahuan mereka juga terbatas. Namun, lewat pengetahuan itu mereka mencoba mengungkapkan diri mereka sebagai makhluk yang rasional.

Tidak mudah menjawab dari mana orang-orang pinggiran menimba pengetahuan mereka. Yang jelas sebagian besar pengetahuan mereka tergolong pengetahuan biasa (common sense). Pengetahuan semacam ini merupakan pengetahuan alamiah yang sudah ada dalam benak mereka. Pengetahuan ini kerap bersifat adaptif, spontan, dan pragmatis.

Namun, bukan mustahil orang-orang pinggiran memiliki pengetahuan ilmiah yang kerap disebut ilmu pengetahuan dan pengetahuan filosofis. Sebab, secara umum, orang-orang pinggiran punya pandangan filosofis tentang hidup. Sekalipun mereka menggambarkan diri mereka sebagai orang yang terpinggirkan, tetap saja mereka punya prinsip hidup yang harus dijalani.

Untuk memperoleh gambaran tentang pengetahuan orang-orang pinggiran, bacalah buku-buku yang mengandung kata “pinggiran” dan “pinggir” dalam judulnya. Buku-buku seperti ini memang dimaksudkan penulisnya sebagai ungkapan pengetahuan orang-orang pinggiran atau mereka yang terpinggirkan. Bisa jadi penulisnya bukan orang pinggiran. Namun, ide yang terungkap dalam buku itu merupakan ide orang pinggiran atau ide orang yang terpinggirkan atau ide pinggiran.

Tidak banyak memang buku-buku yang terbit menggunakan kata “pinggiran” atau “pinggir” dalam judulnya. Dari yang tidak banyak itu, tersebutlah: (i) Nasionalisme Kaum Pinggiran karya Fahmi Salatalohy dan Rio Pelu (editor) (2004), (ii) Sufi Pinggiran Menembus Batas-Batas karya Abdul Munir Mulkhan (2007), (iii) Nyanyian dari Pinggir Hutan karya Puthut EA (editor) (20100, dan (iv) Masih Dalam Proses Pinggiran karya Indriyati Suparno, Kelik Ismunandar, dan Trihastuti Nur Rochimah (2005).

Agaknya kenyataan ini menunjukkan bahwa tidak banyak pihak yang berempati terhadap ide-ide orang pinggiran. Tidak banyak orang yang menghayati ide-ide orang pinggiran. Mudah-mudahan ini tidak menjadi penegasan tentang pelecehan terhadap ide-ide orang pinggiran.






0 komentar:

Copyright © 2013 Museum Orang Pinggiran and Blogger Templates.