Asbir Dt. Rajo Mangkuto: Lapang Dada dan Berlogika Jernih
Tiada hambatan
baginya untuk bercerita
Tiada rintangan
buatnya memperkenalkan siapa dia
Seketika itu juga
dia memperlihatkan keakrabannya
Bertanya aku
kepada kepadanya
Tentang jabatannya
Dia menyebut
dirinya wiraswasta
Namun dia telah
menghasilkan sebuah buku luar biasa
Bukunya berjudul Direktori Pemangku Adat Alam Minangkabau
2010-2012
Setebal 500
halaman
Ditulisnya selama
lima tahun
Dengan semua
pengetahuan dan pengalaman adatnya yang panjang
Didasari oleh rasa
cintanya pada kebudayaan Minangkabau
Didukung oleh
Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, yang memberikan sambutan
Direstui oleh
Gubernur Sumatra Barat, Irwan Prayitno, yang juga memberikan sambutan
Namun, ketika buku
itu dibedah oleh para ilmuwan Sumatra Barat
Muncul pendapat
mengejutkan: buku tidak ilmiah!
Timbul pertanyaan
di benakku: bagaimana bisa?
Bukankah Asbir Dt.
Rajo Mangkuto pernah dua kali menjadi Wali Nagari Simarasok?
Bukankah Asbir Dt.
Rajo Mangkuto seorang ninik mamak?
Bukankah Asbir Dt.
Rajo Mangkuto menyebutkan sumber-sumber data
di halaman pertama
bukunya?
Bukankah Asbir Dt.
Rajo Mangkuto belajar adat sejak tahun 1945?
Kalau
persoalannya, minimnya catatan kaki
Mengapa mereka
tidak menilai buku Karl Marx dan Frederick Engels
Tentang
kolonialisme sebagai buku yang tidak ilmiah?
Bukankah buku itu
minim catatan kaki?
Tahu aku
Asbir Dt. Rajo
Mangkuto dipinggirkan
Dia tidak boleh
eksis sebagai ahli adat Minangkabau
Isi bukunya tidak
boleh jadi acuan
Anehnya, Asbir Dt.
Rajo Mangkuto sedih
Hatinya tidak
perih
Logikanya tetap
jernih
Dia malah mengajak
kawan diskusinya untuk menilai isi bukunya
Menyampaikan
hasilnya kepadanya
Untuk dijadikannya
bahan untuk merivisi bukunya
Bertanya aku
Tentang sikap
Asbir Dt. Rajo Mangkuto ini
Apakah ini bukan
sebuah etos ilmu pengetahuan: terbuka?
Beruntung Asbir
Dt. Rajo Mangkuto tidak hanyut sebagai orang pinggiran
Sekalipun lahir di
Simarasok, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat
Dia pernah
mengenyam pendidikan tinggi
Gelarnya B.Sc teknik
sipil dari IKIP Padang
Dia juga aktif
berorganisasi
Dia, bahkan,
pernah menjadi Ketua Kadin Sumatra Barat
Pada usianya yang
sudah 79 tahun lebih sekarang
Asbir Dt. Rajo
Mangkuto masih bisa bersuara lantang
Tiada satupun penyakit
yang menggerogotinya
Dia masih dahaga
akan pengetahuan
Dia akan tetap
menggunakan waktunya untuk membaca, diskusi dan menulis
Dalam keadaan
begini
Aku merasa
Asbir Dt. Rajo
Mangkuto merupakan tokoh
Yang sangat
menghargai karunia yang diberikan Tuhan kepadanya
Dia memanfaatkan
pikirannya secara optimal
Bukittinggi, 30 November 2013
0 komentar: