Pipa Rokok Bahar



Empat kali sudah aku kluyuran ke P. Panggang, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Namun, baru pada kali yang terakhir aku memperoleh informasi tentang bahar (akar bahar). Pada saat ini pula aku menyadari bahwa masyarakat P. Panggang sedang “demam” bahar. “Demam” ini mirip “demam” batu akik di daratan.

Sukar dielak dan dimungkiri, betapa banyaknya mitos yang beredar tentang bahar. Ada yang mengatakan bahwa bahar bisa mengobati penyakit rematik. Ada pula yang mengatakan bahwa ia bisa menyerap racun dari dalam tubuh. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa ia bisa menangkal ilmu hitam.  

Yang jelas, banyak orang tua dulu yang suka memakai bahar. Namun, dari dulu memang susah mencarinya. Sebab, dia hanya bisa diperoleh dari dasar laut. Mungkin karena sulitnya memperolehnya lantas muncul berbagai “bisik-bisik”. Ada yang “berbisik” bahwa bahar (terutama bahar putih) bisa dipakai untuk mempercepat peningkatan karir. Bahkan, ada yang “berbisik” bahwa bahar bisa meningkatkan wibawa pemakainya. Apa pun “bisikannya”, bahar memang unik.

Bagaimana keunikan bahar? Ia bisa dibentuk menjadi gelang. Gelangnya pun bisa beraneka bentuk dan selera. Ia bisa pula dibentuk jadi cincin. Ia, bahkan bisa dibentuk menjadi pipa rokok. Nah, yang terakhir ini merupakan koleksi Bang Tatok, seorang kapten kapal yang menjalani rute Muara Angke-Pulau Panggang. Bang Tatok menghibahkan koleksi pipa rokoknya itu untuk Museum Orang Pinggiran.


 pipa rokok bahar

Aku tidak pernah bertanya apa khasiat menghisap rokok menggunakan pipa rokok bahar. Namun, aku bertanya kenapa Bang Tatok tidak menggunakan pipa rokok bahar lagi untuk merokok. Jawabannya tegas, “Tidak betah.” Jawaban ini menunjukkan bahwa “demam” bahar ini akan berakhir juga kelak. Kapan? Entahlah. Sembari menunggu, nikmatilah keunikan pipa rokok bahar asal Pulau Panggang ini.

0 komentar:

Copyright © 2013 Museum Orang Pinggiran and Blogger Templates.